Kamis, 19 Mei 2011

Foto-foto Sumbawa Masa Lalu

Photo ini merupakan koleksi yang didapatkan dari musium Leaden Belanda. Photo Ini merupakan Kiriman dari Sdr. Donald yang merupakan pemerhati masalah Kerajaan Nusantara. Beberapa Photo penting dapat bercerita tentang masa lalu kerajaaan yang ada di Pulau Sumbawa



Gambar Istana Sumbawa pada tahun 1910


Kondisi Rumah Perkampungan


Pejabat KeSultanan Sumbawa


Pejabat keSultanan Sumbawa dengan Famili-nya


Sultan Sumbawa dengan VOC


Rakyat Bima Berparade dihadapan VOC

Rakyat Pulau Sumbawa


Raja Sumbawa di Istana bersama VOC


Keluarga Belanda yang ada di Sumbawa

Sultan Sumbawa Berpose dengan Petinggi Belanda


Sultan Kaharuddin III


Istana Sumbawa


Sultan Kaharuddin III di Singgasanah Kerajaan


Sultan Sumbawa


Putri Sultan Sumbawa


Istana Sumbawa dari Kejauhan


Suasana di Istana Sumbawa


Sultan dan Kerabat dengan Petinggi Belanda


Seorang Penari dihadapan Sultan Sumbawa 


Sultan Sumbawa sedang berpose dihalaman rumahnya


Sudut Perkampungan di Sumbawa


Sultan Sumbawa dalam salah satu acara kenegaraan


Sultan Sumbawa dan Pengawalnya 


Sultan Djalaluddin dengan para pengawalnya


Suasana di Wisma Sumbawa


Berita Photo di Panji Pustaka tentang peresmian Keraton baru di Sumbawa


Istri dan keluarga Raja Sumbawa

Raja-raja Sumbawa

Sejarah Nama-Nama Daerah di Sumbawa

Nama-nama Daerah di Sumbawa ini bukan berdasarkan kajian akademis, namun berdasarkan asumsi-asumsi yang berkembang dalam masyarakat. Nama-nama ini bisa muncul karena kedekatan pengertian suku kata, nama lokasi atau karena mitos yang berkembang didaerah tersebut.

Pembaca diharapkan berpartisipasi untuk bisa menginformasikan sejarah nama-nama daerah yang belum di jelaskan, atau bahkan menambahkan penjelasan atas nama-nama yang sudah diberi penjelasan. Bahkan pembaca bisa sekaligus menambahkan nama-nama baru yang belum di munculkan dalan artikel ini.
Usulan pembaca dapat ditulis di kolom komentar yang ada di bawah artikel ini.

Alas
Alas saat ini masih berstatus kecamatan di Kabupaten Sumbawa, sebutan Alas karena lokasi alas berada di kawasan dataran rendah namun mempunyai tingkat kesuburan yang relatif lebih baik. Saat zaman dulu Alas masih dikelilingi oleh hutan yang lebat. Nama alas diperkirakan mempunyai pengaruh dari bahasa Jawa Kuno, yang indentik dengan hutan.

Badas

Brang Rea
Brang Rea merupakan kecamatan yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat, Brang Rea artinya sungai yang besar. Daerah dimana brang rea berada memang berada sungai yang besar yang hulunya menuju taliwang
Brang Bara
Terletak di Kota Sumbawa Besar. Brang Bara atau Jelasnya Kali Kandang.......Karena menurut cerita jaman dulu orang-orang membuat Bara(kandang) dipinggir Kali (brang). Maka jadilah sebutan Brang Bara atau juga identik dgn Lawang Galinya Brang Bara yg dalam arti Lawang( Pintu) dan Gali( Intinya Kayu ) Dan juga dulu waktu jaman Kerajaan orang2 yang mau lewat disitu atau m***k ke daerah Brang Bara harus permisi dulu( tabe) karena klo tidak permisi tau sendiri akibatnya
Batu GongBatu gong terletak di Kecamatan badas Kab Sumbawa, dinamakan batu gong karena disalah satu gua terdapat batu yang menyerupai Gong. Batu ini tempat persembahan ritual kepercayaan masyarakat zaman dulu.
Batu Lanteh
Buer

Benete

Empang
Empat saat ini masih berstatus kecamatan di Kabupaten Sumbawa. Posisi Empang yang berada di sebelah timur dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Dompu menjadi factor utama daerah tersebut dinamakan Empang.
Saat kerajaan Gowa menguasai Bima, mereka ingin melakukan ekspansi ke Sumbawa, namun kekuatan bala tentara kerajaan Sumbawa cukup kuat. Untuk menghadang kekuatan serangan Kerajaan Bima yang sudah di kuasai Gowa maka di empanglah ( dihadanglah ) tentara tersebut diwilayah perbatasan. Empang dalam bahasa Indonesianya yakni hadang.

Jereweh
Kaduk
Labangka
Lantung
Lape
Lempeh
Terletak di Kabupeten Sumbawa, Lempeh berasal dari kata Lempe artinya selalu penuh. Riwayatnya daerah tersebut sering kebanjiran dan airnya selalu penuh.  Akibat air yang selalu melimpah dan berlebih maka daerah tersebut dinamakan Lempeh

Lenangguar
Lenangguar saat ini berstatus kecamatan di Kabupaten Sumbawa. Lenangguar berasal dari dua suku kata yakni lenang dan guar. Lenang artinya lapangan dan kata guar berasal dari kata luas/lebar. Lenangguar  artinya lapangan yang luas.
Lopok
Lunyuk
Mapin
Marente
Maronge
Meraran

Moyo
Orong Telu
Orong Telu saat ini berstatus kecamatan di Kabupaten Sumbawa. Orang telu berasal dari dua kata yakni orong dan telu, orong artinya wilayah persawahan dan telu artinya tiga. Orang telu mengandung arti tiga wilayah persawahan.


Plampang
Terletak diujung Timur Kabupaten Sumbawa Plampang berasal dari 2 kata yaitu PLAM=MANGGA, EMPANG=HADANG.. Untuk menyingkat dan memperindah ejaan kini menjadi PLAMPANG..
Zaman kerajaan dulu (ga tau Zaman Raja siapa).. Ada 2 remaja, mereka berdua terkenal sangat nakal dan suka membuat onar...
Pada suatu hari mereka berdua lagi boring... Lalu (sebut saja si "Pre'" (maaf kalo ada org dgn nama yg sama, saya ga bermaksud menyinggung anda)) mengajak si Sendepenk (nm samaran) pergi ke kebun Pen Robert... Mereka berdua berniat mencuri mangga di kebun itu... Singkat crita, mereka berdua telah berada diatas pohon mangga Pen Robert sambil asik melahap buah mangga dengan rakusnya... Tak disangka dan tak diduga ternyata Pen Robert datang... Lalu Pen Robert melihat mereka berdua... Mengetahui aksinya ketahuan, mereka berdua langsung loncat dari pohon (karena Pen Robert telah menghunuskan parangnya alias berang)... Tapi mereka tidak berhasil meloloskan diri karena telah di hadang(EMPANG) Pen Robert... Lalu Pen Robert membawa mereka ke pihak yang berwajib... Penduduk kampung senang banget mereka berdua tertangkap, karena tidak ada lagi pengacau... Lalu malam berikutnya para penduduk desa mengadakan party 14 hari 14 malam... Untuk mengenang peristiwa bersejarah tersebut orang desa menamakan daerah itu dengan nama PLAMPANG.....
Prek Mayung
Prek Mayung merupakan sebuah dusun di kecamatan Utan, letaknya diantara kecamatan Buer dan Utan. Sebutan Prek Mayung disebabkan dulu daerah tersebut banyak keliaran rusa-rusa liar. Prek Mayung artinya Penisnya menjangan. Karena pemburu suka sekali menangkap rusa didaerah tersebut dan penis rusa menjadi santapan favorit makan wilayah ini dinamakan prek mayung.

Rhee
Rhee saat ini masih berstatus kecamatan di Kabupaten Sumbawa, sebutan rhee diambil sejenis pohon yang ada di hutan setempat.

Samapuin
Terletak di wilayah Kabupaten Sumbawa, disebut Samapuin karena di daerah itu dulu banyak pohon yang sejenis atau sama. Puin artinya pohon.

Samarekat
Samarekat berada diantara kecataman Seteluk dan Alas Barat, samarekat merupakan nama belokan yang ada di bukit-bukit. Samarekat artinya sama-sama sempit, karena kondisi jalan saat dulu memang sempit dan dikiri kanan terdapat jurang. Meskipun kondisi jalan saat ini sudah lebar dan tidak terlihat berbahaya, nama wilayahnya masih samarekat

Seteluk
Disinyalir kata seteluk itu berasal dari kata "sebuah teluk"... Karena disana ada satu teluk indah yang dahulu kala digunakan sebagai terminal penyeberangan menuju lombok, namanya "Sepakek".. (Lokasinya mungkin hanya satu atau dua kilometer dari Labu Tano)

Sebedo

Seloto
Semamung
SEMAMUNG (ibukota kecamatan Moyo Hulu) SE = satu , MAMUNG = Bau = Senasib sepenangungan. tapi ada juga yang mengatakan bahwa nama semamung berasal dari nama tanaman yang banyak sekali terdapat di sekitar desa semamung yaitu tanaman SANG MAMUNG. Tanaman dengan bau yang khas, dan bunga yang cukup indah. saat ini sudah mulai dikembangkan menjadi tanaman hias yang cukup indah.
Semongkat

Sekongkang

Songkar
Songkar diambil dari nama sebuah pohon yang sekarang sudah tidak banyak ditemukan lagi dimanapun..Konon cerita,pohon itu hnaya tingal satu pohon saja di seputaran Olat Cabe..Tapi sampai sekarang orang "Songkar" berusaha mencarinya dan belum ketemu..

Sumbawa
Sumbawa saat ini merupakan Kabupaten, masyarakat lokal menyebutnya samawa. Kata samawa sendiri sebenarnya berasal dari arab yang kerajaan langit. dalam kalimat arabnya “samawatiwal ardy”. Kedekatan etnis samawa dengan Arab sangat kuat, ciri-ciri Arab diwajah orang Sumbawa sangat kental dengan ciri hidung yang mancung.
Sebelum suku dari Makasar ekspansi ke Sumbawa, kedatangan orang Arab telah lebih dulu berada di Sumbawa.
Perubahan dari kata Samawa ke Sumbawa dikarenakan adanya pencampuran etnis pendatangan, sehingga ucapan bergeser dari samawa menjadi sumbawa.
Taliwang
Taliwang merupakan Ibu Kota Kabupaten Sumbawa Barat, Nama Taliwang berasal dari kata tali dan lawang, yang artinya tali dan pintu.
Riwayat lain menyebutkan Taliwang berasal dari dua kata yakni Tali dan Iyang sehingga penyebutan menjadi Taliang. Tali bermakna tali dan iyang bermakna uang, kata taliang mengandung uang yang diikatkan  dengan tali atau disembunyikan. Sikap masyarakat yang sengaja mengikat dan menyembuyikan uang disebabkan dulu daerah ini marak dengan pencurian dan perampokan.

Tanjung MenangisTanjung menangis terdapat di Kabupaten Sumbawa, letaknya mengarah ke pulau moyo, Nama tanjung menangis diambil dari sebuah hikayat setempat yang isinya seorang puteri pernah mengasingkan diri di sebuah tanjung.
Sepeninggal puteri tersebut masyarakat sering mendengar ada suara tangisan, dan daerah tempat tangisan tersebut terdengar di namakan tanjung menangis.

Tano
Tarano

Tepal
Terusa
Unter Iwis
Nama kecamatan di Kabupaten Sumbawa ini di ambil dari dusun Kerato yg dulunya bukit-bukit yg ada di sekitar desa banyak di tumbuhi oleh tanaman sejenis Palm dan seratnya seperti Ijuk yg biasa di buat tali dan sapu...tapi iwis ini berbeda dengan pohon enau ( puin pola bahasa samawa ) .
Untir artinya bukit-bukit, iwis artinya pohon enau kedua kalimat tersebut mengandung arti pohon enau yang ada dibukit-bukit.
Utan
Utan saat ini masih berstatus kecamatan di Kabupaten Sumbawa, sebutan Utan sebenarnya berasal dari kata Hutan, untuk menyingkatkan ucapan maka menjadi Utan. Utan yang bertentangga dengan Alas merupakn satu rangkaian yang dulunya merupakan hutan lebat, untuk membedakan satu wilayah dengan wilayah lainnya maka di sebutlah Utan untuk wilayah Timur dan Alas untuk wilayah Barat

Dalam Loka (Istana Tua)


Dalam Loka atau Istana Tua bekas kediaman resmi Raja Sumbawa, kini tidak lagi berdiri megah dan kokoh, semegah dan sekokoh adat dan budaya Samawa dimasa lalu. Tidak tahu kepada siapa kita harus bertanya, mengapa semua ini terjadi.Mungkin kita harus bertanya kepada rumput yang bergoyang ?? atau kepada siapa.....wallahu a'lam

Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat adalah bekas wilayah kesultanan Sumbawa yang diperintah oleh Sultan Muhamad Kaharuddin III (1931-1958) yang merupakan sultan terakhir dari dinasti Amasa (Mas) Bantan Dewa Dalam Bawa. Mengingat Sumbawa yang pernah menjadi wilayah kerajaan tentu saja sangat banyak memiliki dan meninggalkan warisan benda-benda budaya yang patut dilestarikan.


Peninggalan Kesultanan Sumbawa yaitu istana Dalam Loka yang didirikan pada tahun 1885 oleh Sultan Muhamad Jalaluddin III (1883-1931). Pada tanggal 13 Nopember 1975 dibuat pernyataan bersama antara keluarga Sultan Muhamad Kaharudin III (1931-1958) mengenai kesepakatan penyerahan pemugaran istana tua Dalam Loka kepeda pihak pemerintah (Dirjen Kebudayaan Depdikbud RI). Hak milik atas istana Dalam Loka dan pekarangan tetap menrupakan hak turun temurun dari Sri Sultan M. Kaharuddin III.. Mulai sejak saat itulah biaya pemugaran datang dari APBN dan APBD I Prov. NTB, dan menjadi situs areal temuan benda-benda purbakala.


Pengertian Dalam Loka sendiri berarti, Dalam = istana, rumah-rumah dalam lingkungan istana, Loka = Dunia, tempat. Dalam Loka bermakna istana tempat tinggal raja, katakanlah pusat pemerintahan. Pada tahun 1932 didirika istana baru yaitu Gedug Wisma Praja. Pun menjadi kebanggan rakyat Sumbawa, model istana Dalam Loka menjadi prototype bangunan adat mewakili NTB di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.


Konsepsi Bangunan :


Sebelum Dalam Loka dibangun di atas lokasi yang sama pernah dibangun pula beberapa istana kerajaan pendahulu. Diantaranya Istana Bala Balong, Istana Bala Sawo dan Istana Gunung Setia. Istana-istana ini telah lapuk dimakan usia bahkan diantaranya ada yang terbakar habis di makan api. Sebagai gantinya, dibangunlah sebuah istana kerajaan yang cukup besar ukurannya beratap kembar serta dilengkapi dengan berbagai atribut. Istana yang dibangun terakhir ini bernama Dalam Loka.


Arsitektur Dalam Loka sebagai istana memiliki bentuk yang istimewa, tidak sama seperti bangunan-bangunan umum yang berdiri disekitarnya. Bangunan Dalam Loka berukuran luas 696,98 m2 ditopang oleh tiang sebanyak 99 buah, namun sekarang berjumlah 96 buah.


Bilangan 99 seperti jumlah tiang utuk mengingatkan agar Raja dalam menjalankan pemerintahan hendaknya mengadaptasi sifat Tuhan sebanyak 99 jumlahnya. Yaitu, rahman/pengasih, rahim/penyayang dan seterusnya.


Sedangkan tangga yang menjadi pintu masuk ke istana, mengambil bentuk sebuah pendakian yang mengadung konsepsi nilai bahwa siapaun seyogyanya menaruh hormat kepada Raja. Hal ini dinyatan, melalui sikap tubuh yang membungkuk manakala memanjat tangga istana.


Susunan ruangan dalam istana yang asli terdiri dari beberapa bagian antara lain: Lunyuk Agung yakni ruangan depan atau balairung, tempat untuk musyawarah, penerima tamu-tamu agung, resepsi kerajaan, upacara-upacara adat dan sebagainya. Bagian barat terdapat beberapa kamar yaitu kamar sholat atau sembahyang, kamar peraduan Sri Sultan serta kamar untuk tuan putri beserta dayang-dayangnya. Bagian timur terdapat empat buah kamar dipergunakan bagi putra dan putri Sultan yang sudah berumah tangga serta pejabat istana yang berstatus kepala rumah tangga kerajaan. Bagian tengah antara kamar-kamar sebelah timur dan barat merupakan ruangan besar memanjang, berfungsi sebagai tempat untuk mengatur hidangan untuk segala macam upacara adat dan selamatan, sedangkan pada hari-hari biasa merupakan ruangan untuk berkumpul, bercanda para keluarga istana. Selain itu pada malam hari ruangan itu dimanfaatkan untuk ruang tidur. Aslinya, di luar bangunan induk bagian sebelah barat memanjang terdapat jamban Sri Sultan dan permaisuri serta para tuan putri. Di samping itu juga terdapat sebuah Bala Bulo atau anjung-anjung berbentuk rumah susun berlantai tiga. Bagian bawah untuk tempat tidur para putri yang belum berumah tangga, dan bagian atasnya khusus untuk para putri raja berikut keluarga istana yang wanita dan para dayang-dayangnya. Dikala ada keramaian pada upacara-upacara adat, maka bagian atas ini berfungsi pula sebagai tribune untuk menonton.


BEKAS istana Sultan Sumbawa yang lebih dikenal dengan Dalam Loka, kini tidak lagi berdiri kokoh seperti sebelumnnya. Sejak beberapa tahun terakhir ini, Istana Tua yang menjadi icon sejarah ini telah dirobohkan untuk renovasi total. Namun renovasi ini memakan waktu sangat lama dan dikhawatirkan tidak bisa dirampungkan.Kabar terakhir terdengar bahwa kendala utama renovasi Istana Tua itu karena kayu jati alam mesti didatangkan dari Jawa. Sampai berita ini diturunkan, tidak ada tanda-tanda bahwa renovasi itu berjalan. Kini tinggal rangka-rangka kayu yang masih berdiri. Entah kapan renovasi itu selesai. Tidak ada pihak yang merasa berkewajiban memberikan penjelasan.


Sejak 1994 bangunan ini berubah fungsi menjadi museum daerah. Hal ini dimaksudkan selain untuk melestarikan bangunan Dalam Loka, juga dihajatkan sebagai tempat menyimpan benda purbakala yang ada di daerah ini. Tanggal 1 Maret 1994 Dalam Loka resmi menjadi Museum sesuai Keputusan Bupati Sumbawa bernomor 118/1994.Sejak saat itulah semua benda purbakala yang masi bisa diselamatkan disimpan di Dalam Loka, seperti giologika, etnografika, arkeologika, historika dan yang sejenisnya. Perhatian Pemerintah Kabupaten Sumbawa saat itu terbilang sangat besar. Hal itu dibuktikan dengan adanya beberapa kali rehab ringan beberapa bagian Istana Tua itu yang dialokasikan melalui APBD II Sumbawa, bahkan sejumlah karyawan moseum mendapat honor dari APBD II setiap tahun nya. Kalau nggak salah catat, petugas moseum saat itu ada 11 orang termasuk Kepala Moseum nya bapak Haji Dinollah Rayes.


Namun sayang setelah Bupatinya digantikan oleh putra-putra daerah, justeru Dalam Loka dibiarkan terbengkalai. Jangan tanya soal honor petugas moseum, benda-benda purbakala yang dulu disimpan di moseum pun hilang tak berbekas. Yang tertinggal hanyalah gambar-gambar usang dan beberapa benda yang tidak lagi mencerminkan kejayaan Kerajaan Sumbawa dimasa lalu.Dalam APBD II Sumbawa tahun 2009, juga tidak ada anggaran khusus bagi upaya pelestarian Dalam Loka.

Samawa Art Festival (IPMSY)

Samawa Art Festival 2008
Festival Kesenian Samawa bertujuan untuk mengenalkan kepada masyarakat Jogja dan pengunjung untuk lebih mengetahui Adat Samawa. Acara yang diadakan sekitar bulan Januari 2008 ini cukup diminati oleh banyak orang.
Berikut ini foto teman-teman yang telah berperan dalam SAF








Futsal Samawa Competetion 2011

Samawa Futsal Competetion III
Acara yang diadakan oleh Mahasiswa Sumbawa-Jogja ini
berlangsung pada tanggal 5-6 Februari 2011 di GAOL futsal, Seturan
dimana tim yang keluar sebagai juara adalah
Juara I : Keong Racun
Juara II : Vlat EA
Juara III : Asrama Sumbawa
Juara Favorit : Tim Sukses.....heheeeeeheee

Keong Racun


Vlat EA

Asrama Samawa

Tim Sukses